• Selasa, 26 September 2023

Indonesia Berambisi untuk Jadi Negara Maju pada Tahun 2045

- Rabu, 29 Maret 2023 | 04:49 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan di Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations di Seoul  (Nasionalita)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan di Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations di Seoul (Nasionalita)



NASIONALITA - Hilirisasi dan transformasi ekonomi menjadi kunci Indonesia untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada 2045 nanti.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan saat menghadiri kegiatan Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations di Seoul, Korea Selatan, Jumat 24 Maret 2023.

Luhut mengungkapkan peluang besar Indonesia untuk memainkan peran strategis di pasar global, menyusul meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan.

Baca Juga: Himbara Harus Terus Mendukung Sektor Startup Indonesia

“Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya akan cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu 25 Maret 2023.

Mengutip data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Statista, Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, timah kedua di dunia, bauksit keenam di dunia, tembaga ketujuh di dunia, serta memiliki 437,4 GW potensi energi baru terbarukan, yang mencakup solar, air, angin, bioenergi, geothermal, dan laut.

Pada tahun 2045 nanti, Indonesia berambisi menjadi negara maju dengan Produk Domestik Bruto (PDB) 10.000 dolar AS.

Baca Juga: Legislator Minta Kejelasan Terkait Pemblokiran Dana Kemensos Sebesar Rp412 miliar

Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus mampu melakukan setidaknya lima hal, antara lain:

  1. memulihkan perekonomian di tengah berbagai tantangan global; meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi;
  2. memperkuat ketahanan ekonomi melalui peningkatan dana desa;
  3. mitigasi dampak perubahan iklim melalui dekarbonisasi dan transisi energi; 
  4. transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi berbasis industri.

Dalam rangka menerapkan poin tersebut, transformasi ekonomi yang mempertimbangkan kebijakan hilirisasi juga menjadi faktor penentu perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Pejabat Negara Dilarang untuk Mengadakan Buka Puasa Bersama

Implementasi kebijakan hilirisasi selama ini, menurut Luhut, terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, dengan upaya antara lain:

  1. meningkatkan nilai ekspor,
  2. memberikan kontribusi terhadap PDB,
  3. memperbaiki neraca perdagangan,
  4. penyerapan tenaga kerja,
  5. mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa untuk pemerataan pembangunan dan sebagainya.

“Akibatnya sekarang ada banyak investasi yang tidak hanya fokus di Pulau Jawa dan jumlah ekspor kita pun meningkat,” katanya.

Di masa mendatang, kebijakan hilirisasi akan mencakup pendirian kawasan industri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi yang semakin pesat dan tren ekonomi hijau.

Baca Juga: Menko Perekonomian Sebut Ketersediaan Stok Bahan Pokok Menjelang Idul Fitri 2023 Relatif Aman

Mengalokasikan sumber energi rendah emisi (hijau) untuk industri bernilai tambah tinggi, serta membentuk talent pool yang berkualitas melalui program screening bagi lulusan sarjana jurusan teknik dan sains untuk diarahkan bekerja di perusahaan kelas dunia di bidang teknologi.

“Kebijakan investasi dan insentif didorong untuk menciptakan ekosistem industri yang komprehensif dan berdaya saing tinggi juga akan didorong,” katanya.

Aspek kelestarian lingkungan pun menjadi faktor lain yang jadi perhatian. Luhut menyebut investasi di industri daur ulang baterai lithium, transisi ke penggunaan karbon rendah emisi, dan masa depan climate resilient.

Serta Just Energy Transition Partnership yang ditandatangani saat G20 2022 menjadi komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan Perjanjian Paris.***

Editor: M. Chaedir

Sumber: Kemenkomarves

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pencipta ChatGPT Memperingatkan Bahaya AI

Senin, 20 Maret 2023 | 22:22 WIB

Raja Saudi Mengundang Presiden Iran ke Riyadh

Senin, 20 Maret 2023 | 21:30 WIB

Donald Trump Kembali ke Facebook

Minggu, 19 Maret 2023 | 20:23 WIB

Terpopuler

X